Tuesday 28 February 2012

Masa depan dunia fiktif-isasi

hello helli rekan sejagad yang masih terus bernafas dan berkarya di bumi tercinta ini, so give thanks to the Lord dulu donk.. oke, oke, greeting saya pagi ini nampaknya sangat-sangat bersemangat dan mungkin terlalu bersemangat, tapi.. belum tentu saya bersemangat lhoo... jayus, oke. 

so, post pagi ini bisa ditulis, karena dosen tercinta kelas SPM saya berhalangan hadir untuk memberikan asupan-asupan vitamin dalam perihal kiat-kiat memiliki sistem pengendalian manajemen yang terkontrol dan sesuai dengan visi misi perusahaan dalam mencapai tujuan akhir. syalala.. akhirnya saya iseng-iseng mengetik setelah melahap dengan biadab satu novel bercover manis dan cantik dengan nuansa biru muda dan ada tulisan Hangeul nya, yepp si Rain Over Me, yang bagi fans-fans saya yang kemarin senin bersanding dengan saya pasti melihat novel itu beberapa kali saya tampilkan di sekitar saya. cukup 2 jam kok buat menghabisi dengan brutal novel tersebut. 

posting saya pagi cerah ini ingin mengkritisi novel-novel yang beberapa waktu ini saya nikmati. mungkin saya sendiri tidak layak untuk mengkritisi, namun apa daya, capung yang bersemayam di dalam sanubari ini berteriak akan ketidakpuasan. 
fenomena yang saya temukan belakangan ini adalah ketidaksesuaian anatara cover yang manis, judul yang mendalam, resensi yang indah dengannn isi cerita yang ada. saya tidak mengada-ngada, karena disini saya juga korban. cover nya oke, tagline nya menyentuh, judulnya berarti, resensinya menggugah, tapi isi ceritanya, masyaoloh, kenapa begituuuu sayangggg... membuat saya jatuh kecewa dan terpaksa mengakhiri novel tersebut tanpa perasaan apa-apa selain hampa, huiks. 
ada apa dengan dunia penulisan novel fiktif belakangan ini? mengapa jadi seperti ini? huh! kecewa kecewa kecewa. tidak hanya ini, setelah hampir tiga tahun berkuliah di universitas saya tercinta ini, saya baru menyadari, bahwa hampir semua penulisan yang ada berjenis ilmiah, hampir tidak ada satu atau beberapa jenis lomba yang mengarah pada fiktif-isasi. dan mungkin ini juga salah satu fenomena yang mematikan daya imajinasi saya, sehingga memiliki ekspektasi yang tidak berada di standar nya mengenai novel-novel yang terus menerus berhamburan di pasaran. huahh...

tapi, dengan kritik yang agak tidak terarah ini, saya berjanji untuk menulis novel yang sesuai dengan cover, judul, tagline sampai resensinya. saya tidak mau menipu siapapun.. nanti dosaaa *cry*

jadii, yaa saya cuma mau bilang, meski saya kecewa dengan beberapa novel yang saya baca belakangan ini, saya tetap cinta mereka karena telah membuat rak buku saya cantik.. tentu saja dengan warna mereka masing-masing. khansamida, saranghaeyo. 

0 Comments: