Monday 8 August 2011

yang menahan ku..

beberapa hal yang menahan ku untuk tetap berada di sini adalah,
- anak-anak.
setiap memandang wajah mereka, dan mengetahui betapa antusias nya mereka untuk berada di posisi ini, aku seperti berefleksi ulang, akan kah ada seseorang yang akan menyayangi mereka seperti aku? memperhatikan segala hal tentang mereka, kehidupan mereka, psikis dan mental mereka, ada kah?
anak-anak adalah alasan terbesar ku, anak-anak begitu menyayangi ku, mereka memanggil ku dengan sebutan "Nai-nai" membuat aku merasa begitu nyaman dan bahagia. aku berada di tengah-tengah keluarga yang begitu menyayangi ku, aku amat sangat bahagia, dan aku bertanya, apa kah aku selemah ini? apa kah aku begitu tidak memiliki kemampuan sehingga begitu mudahnya untuk menyerah, kepergianku nanti, mungkin saja melukai anak-anak, mengecewakan mereka dan membuat mereka kehilangan harapan, tapi aku percaya, Big D akan senantiasa ada untuk mereka, menyayangi dan mencintai mereka, menumbuhkan semangat mereka dan memberikan jalan yang terbaik untuk mereka.. Aku percaya. Aku titipkan anak-anak dear Daddy..
- Niko dan Novi.
dua kadep ku. bukan aku meragukan mereka, aku hanya belum tenang, karena melihat hubungan mereka dengan anak-anak yang belum rekat, membuat aku ragu untuk meninggalkan anak-anak dengan mereka. Niko masih harus banyak membereskan sengketa di departemen nya, begitu juga dengan Novi. Mereka harus benar-benar rekat dan siaga 24 jam untuk anak-anak mereka. sesederhana itu permintaanku, namun ada keraguan apa kah itu dapat menjadi nyata.
- Adam. 
jelaskan padaku, bagaimana bisa aku meninggalkan seorang sahabat yang sedang dalam kondisi labil dan tidak menentu. emosi yang naik turun, dan sok-sok an merasa kuat, apa ada ide, bagaimana aku harus menghadapi Adam? yang jelas, sekalipun dia kuat dan tegar, amat sangat tidak etis bila aku berlaku demikian, pergi dan meninggalkannya dengan sebuah tanggung jawab. aku cuma mau, Adam menjadi lebih baik dan bahagia di departemen nya dan bertahan di sana selamanya, apapun alasannya,  di sanalah rumah Adam.
-Probo.
aku tidak ingin mengecewakan dia. perjuangan probo, terlalu besar untuk ku hancurkan begitu saja. termasuk semua pengorbanan dia.
- Marcell.
tidak ada alasan khusus, aku hanya berat begitu saja. perjuangan kita selama ini, waktu-waktu Marcell yang terbuang karena mendengarkan keluh kesah ku, haruskah terbuang sia-sia? dan lagi, ada sebuah janji dalam diri ku sendiri, yang harus ku tepati. Tanggung jawab sebagai seorang kabid harus kita bagi dua, aku ngak mau memberatkan Marcell saja.. 




Dan, di sini lah, Dilemmatisasi ku di mulai, pada sebuah titik, ketika aku memikirkan sekelilingku. Aku mencoba untuk menjadi egois, benar-benar egois, namun Tuhan mengembalikan hati ku dalam keadaan semula, melapangkan luas hati ku, dan mengajak ku untuk memaafkan dan belajar bertahan. Mungkin aku mampu memampukan hati ku untuk bertahan dan tetap tegar, namun, jika ini tidak pernah menyelesaikan masalah, mungkin mundur adalah satu-satunya jalan keluar yang bisa menyelesaikan semua ini. 


If I had another choice..

0 Comments: