Friday 5 August 2011

I come from no where

I come from  no where. 
aku datang tanpa apa-apa. hanya sebentuk hati, benar-benar hanya sepotong hati. 
suatu ketika, seorang sahabat membukakan jalan untukku, dia adalah Adam. suatu siang tanpa kepastian, Adam menjabat tanganku di depan Swalayan UK Petra dan bilang, "Selamat, kamu diterima sebagai divisi Acara LCP.." seumur hidupku, aku tidak pernah tahu, tidak pernah menyangka, bahwa hari itu, adalah hari paling bersejarah yang merubah sebagian jalan hidupku. 
Perjalanan singkat yang mengantarkan aku untuk menemui Niko, sang ketua LCP dan juga the true leader for me. Niko yang sabar, Niko yang luar biasa dan Niko yang benar-benar menginspirasi aku dalam hal kesabaran dan kepala dingin. 
dan Probo, adalah sebuah chapter dalam hidupku. seorang yang bisa membangun dan menjatuhkan dalam begitu singkatnya, seseorang yang ngak neko-neko dan apa adanya, seseorang yang begitu sederhana dan mampu merasakan kesulitan orang lain. Bagiku, Probo adalah my big brother, dia mengerti aku dalam suka duka, meski dia tidak selalu available, tapi keberadaannya begitu berarti. 
Di tengah dilemmatisasi yang tidak terarah, sosok Marcell hadir. Bukan sebagai ksatria baja hitam atau pun ultraman, Marcell datang dengan segala pemikiran positif nya dan berusaha menetralkan suasana. Keberadaan Marcell bagiku menjadi sebuah keseganan, dan butuh waktu jauh lebih lama untuk akhirnya mengenal dan belajar banyak dari nya.

Adam, Niko, Probo dan Marcell.. 
mereka adalah sosok sahabat sejati, saudara dalam cinta dan kasih, suka dan duka..
Terlepas dari segala tujuan keberadaan kita, bagiku selamanya mereka adalah partner terbaik yang pernah ku miliki.. 

Dari Adam, aku belajar mengenai perjuangan dan pengorbanan yang sesungguhnya. Bagaimana dalam titik terendah dalam hidup kita sekalipun, kita masih bisa memikirkan kebahagiaan orang lain, kesejahteraan dan masa depan orang lain. Hidup ini memberikan yang terbaik dan melayani sesama. 

Dari Niko, aku mengerti bagaimana aku harus bersabar, bagaimana aku harus memandang sesuatu dari sudut pandang yang jauh dan berbeda, menilai segala sesuatu dari poin baik buruknya, dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang. Setiap tindakan dan perilaku kita akan selalu membawa pergeseran dan dampak bagi orang lain, sehingga dari sebuah keputusan harus berisi kematangan dari pemikiran berbagai sisi. 

Dari Probo, aku terdidik untuk menjadi kuat dan tangguh. Tidak manja, tidak cengeng, tidak mengeluh. Dalam suasana apapun, tetap harus menjadi berkat dan sesuatu untuk orang lain.Tuhan akan senantiasa memberikan pelangi bagi mereka yang kuat menghadapi badai dan mau belajar menari di tengah hujan. 

Dari Marcell, aku belajar memberikan kesempatan dan toleransi. Pentingnya pemikiran positif mengenai kehidupan dan pola pikir setiap orang sebelum menentukan keputusan. Sebuah hati yang besar dan lapang untuk menerima dan bertahan. Sebuah arti dari nilai campur tangan Tuhan dan rencana besar milik Tuhan atas hidup kita. 

Mereka, satu per satu, dengan cara mereka masing-masing, telah mengajarkan aku begitu banyak hal. Membentuk diriku menjadi sebuah pribadi yang lebih baik. 

Setelah cucuran air mata mengantarkan sebuah peristiwa kehilangan Probo, pemisahan kondisi yang tidak seharusnya terjadi dan mengorbankan hati yang tulus. Setiap sakit dan kehilangan yang hingga detik ini tidak berhenti berdetak di nadi ku. Sebuah kesakitan karena kami tidak bisa bersama berlima, karena kami terpisahkan oleh takdir lewat sebuah keputusan yang terlalu otoriter. Bagi mereka mungkin ini hanya hal kecil, namun bagiku, ini seperti kehilangan seorang saudara. 

Butuh waktu sampai akhirnya bisa menerima keadaan bahwa kami nyatanya harus berjalan dalam sebiah takdir, dimana tidak ada Probo bersama dengan kita. Sebuah proses yang cukup panjang dan menyakitkan dan aku menemukan Marcell sebagai yang paling setia dan selalu ada dalam sebuah situasi menjadi Kabid. Terlepas dari menjadi kabid, Marcell adalah seorang partner yang luar biasa, yang masih menempatkan diri di sela kegiatan yang juga sama menyita waktunya. Sebuah apresiasi yang luar biasa buat Marcell, atas apa yang selama ini sudah dia bagi dalam hidupku, atas semua pemahaman dan pengertian, semua kesabaran dan kemurahan hati nya untuk menanggapi aku. 

Terlebih dari semua itu, sosok Adam sebagai saudara sejati yang ada di kala duka dan suka, melewati berbagai dilemmatis dan tetap maju. Sosok yang tidak pernah menyurutkan semangatku.

Sejujurnya, selain aku merasa tidak layak dan tidak pantas, aku juga merasa ini sudah bukanlah rumah ku. Sebuah perasaan tidak diterima dan tidak memiliki ruang membuat aku berpikir bahwa aku harus menyelesaikan tanggung jawab dan bagianku, dan lalu meninggalkan tempat yang bahkan sudah tidak ku kenali sebagai rumah lagi.. Aku percaya betapa sulitnya semua ini. Betapa sukarnya untuk berjalan mundur dan membuang segalanya.. Namun satu-satunya alasan yang ku miliki adalah keegoisan, bahwa kekuatanku untuk bertahan dan menghadapi semua ini mengalami penurunan perlahan-lahan. 

Nantinya, ketika aku pergi pun, satu harapan besar yang ingin aku sampaikan, bahwa aku berharap masih tetap menemukan saudara-saudara ku yang terus berjuang buat mimpi kita bersama, Adam, Niko dan Marcell.. 
Aku cuma bisa minta sorry, karena aku selemah ini, aku segampang ini menyerah, tapi semoga masih ada seberkas semangatku yang tertinggal di hati kalian, yang membuat kalian akan meneruskan perjuangan ini.. 

Terimakasih telah menjadi partner yang luar biasa.. 
Sekali dalam hidupku, aku pernah merasa amat sangat kecil dan tidak berarti, tapi kalian menempatkan ku pada suatu posisi, dimana aku terasa begitu berarti dan bermakna.. Begitu menjadi berkah bagi sesama.. Luar biasa. 

I come from no where, and will be no one. 

0 Comments: