Saturday 22 October 2011

Sisi di antara kita

Sebuah perjalanan panjang yang kita jalani bersama
Sisi bersisi, membawa berjuta harapan, mimpi dan hati
Bersama kita tersandung,
Bersama kita terjatuh,
Bersama kita berlari,
Bersama kita tertawa,
Bersama kita bersedih,
dan
Bersama kita selalu.
Namun, jalan ini tidak selalu membuat kita sisi bersisi
Ada kalanya, kita harus berjalan sendiri-sendiri
dan tidak bergandengan tangan
Namun, hati tetap satu.

Dimana pun kamu berada,
Apa pun yang kamu kerjakan..
dan aku tetap mendoakan mu.
Ingatlah segala sesuatu yang pernah kita lewati bersama,
Masa-masa kita masih saling berjalan bersisi an
Berbagi tawa canda,
Berbagi suka cita,
dan aku akan tetap kuat.

kenapa bukan aku saja? 2

dan akhirnya, disini lagi aku berada, duduk termenung sesaat, berusaha menahan tangis, dan terkadang terdiam untuk membiarkan air mata ku menetes. mungkin semua yang aku lakukan hari ini lebay, seperti adegan-adegan di film korea atau sebagainya, tapi kalo kalian tahu, aku bener-bener sudah ngak tau gimana cara penyelesaiannya. benar-benar merasa stuck in this moment.

ya, finally, hari ini, 22 Oktober 2011, sekali lagi aku harus belajar mengikhlaskan, merelakan seorang sahabat, saudara terbaik dan bahkan seseorang yang berjuang bersama selama ini untuk memilih jalannya sendiri. dan aku masih terus bertanya, kenapa bukan aku saja yang pergi? kenapa harus orang lain lagi? namun seperti nya Tuhan punya rencana lain buat kita, dan punya cara lain buat kita. 
Dia adalah seseorang yang begitu baik dan pengertian, dari se gudang aktivitas yang dia miliki, dia masih terus berjalan bahkan berjuang bersama (hal yang sama dengan yang Marcell lakukan), tapi sekarang, ketika dia memutuskan untuk mengakhiri semua ini, aku sama sekali tidak berhak untuk menahannya. Sekarang, aku terduduk, dan sedang berusaha mengumpulkan semua kenangan tentang kita, tentang kebersamaan kita dan hal-hal apa saja yang sudah kita lewati bersama, dan semua terasa begitu menyakitkan, karena ternyata satu dari pada kita harus pergi. lagi. 
dan aku kemudian bertanya, sudah dua kali aku kehilangan, harus berapa kali aku kehilangan supaya aku terlihat sangat kuat. aku tidak ingin kehilangan lagi, aku tidak ingin semua hilang, tapi, untuk kali ini, aku belajar untuk mengikhlaskan, dan menerima keputusan yang ada. meski, jujur, aku akan butuh waktu yang sangat lama untuk bisa menerima hal ini, menerima kenyataan, bahwa kami tidak berjuang bersama lagi, dan sekali lagi, aku haru mengubur mimpi ku. 

Terimakasih big brother, selama ini kamu selalu ada. kamu tidak hanya jadi seorang anak, tapi sahabat, saudara dan rekan yang luar biasa. kamu memberi ku banyak kesempatan dan membuat aku ikut belajar, kamu mengajarkan banyak hal buat aku.. secara tidak langsung, kamu menguatkan aku, selalu menguatkan aku. entah bagaimana aku bisa meneruskan yang tersisa, tapi aku janji, aku akan segera bangkit, dan biarkan aku sedih hari ini, biarkan aku terluka hari ini, dan aku akan segera bangkit, aku akan segera menata dan tetap menjaga yang tersisa. 
Terimakasih, selama ini sudah mau berjuang bersama kita, menghadapi segala perbedaan dan hal-hal jayus yang kita lakuin.
Terimakasih, sudah menjadi seorang pemikir yang luar biasa, selalu mengingatkan kita untuk berpikir panjang.
Terimakasih untuk segalanya.  
Maaf ya, selama ini belum bisa jadi mama yang baik, belum bisa jadi saudara dana sahabat yang baik, tapi semoga kamu tetap dan selalu mengingat aku, mengingat perjuangan kita, dan semua tentang kita, itu sudah cukup membuat aku bertahan, dan menjaga yang tersisa. 
semangat untuk perjuangan mu selanjutnya. kapanpun kamu butuh aku, kamu tahu dimana harus mencari ku. 

Sunday 9 October 2011

ways to make you happy :)

so happy to know kalo setiap dari kita punya kekuatan yang luar biasa buat bikin orang lain bahagia.. seperti hal nya pas dateng ke surprise party temen ku td, namanya ferdi, dan dia di surprise in sama pacarnya helen. acara nya di McD Marina, pake fasilitas party, jd ada MC sama games2 pas kecil, plus topi2 kertas yang geje.. dll..
tapi, yang bikin seneng ketika nge liat, yang ulang tahun bahagia, ya temen ku itu. ngeliat dia dengan mimik senang nya di depan sana.. dan yang bikin melted, ketika second cake di birthday nya buat akuu! yaiyyyyy

ya, ini dia second cake nya, yang bikin aku terbengong. ya, aku ngak seberapa suka ketika harus menerima cake di hari ultah orang, bagi ku, cake adalah sesuatu yang bener-bener berkesan, dan berarti tentu nya, oleh sebab itu, ada first cake! so, thank you ferdi, buat second cake nya, aku tau, friendship kita adalah sesuatu yang ngak pernah bisa diukur oleh apapun, that's why, this cake belong to me. Happy Birthday! wish you all the best, and friends forever.






Then, balik ke realita, aku juga pengen bikin seseorang ngerasa bahagia di ultah nya, bener-bener bahagia malahan nek aku bisa, dan aku ngak akan berhenti di sini, buat aku, mimpi ini satu-satu nya yang bisa bikin aku kuat buat ngejalani waktu-waktu berat ini, dan aku ngak akan melepaskan mimpi ini, meski banyak yang udah aku lepasin, yang ini, pasti bukan salah satu nya.. hmm.. just wait me :) I'm walking on a road, to make you happy :)

Alice in Wonderland + Little Mermaid

Secret Garden @ Indosiar.

Aku lagi demam drama korea yang tergolong lawas itu. sebenarnya udah bisa nonton dari jaman dulu kala, tapi baru tergerak ketika itu tayang di Indosiar dengan dubbing gak jelas yang sedikit mengesalkan, plus akting hyun bin yang agak bencis-bencis gara-gara kemasukan roh Gil Ra Im. oke. tapi bukan itu inti nya, setelah beberapa hari ini rajin dan rutin pantengin Indosiar cuma buat Secret Garden, aku dapat beberapa frase yang cukup mengagumkan, seperti Alice in Wonderland syndrome dan Little Mermaid. dan untuk yang Little Mermaid ini, aku bener-bener suka, dan sudah beberapa kali jadi status updates di BBM ku.

Alice in Wonderland Syndrome, dengan translate an Indo yang agak ngak jelas, aku sih nangkep kata-kata Joo Won seperti, ketika kita sayang sama orang, kita seperti terhisap masuk ke Wonderland (kehidupan orang itu) dimana kita menjadi seperti orang itu, dan hidup mengikuti cara dia hidup.

Mungkin itu cara yang salah, menurut ku itu sih keliru, tapi memang ngak bisa dipungkiri kalo kebanyakan yang terjadi adalah seperti itu, ketika kita sayang sama orang, hidup kita, sudah seperti hidup dia.

dan kemudian hyun bin bilang soal Little Mermaid. ini frase yang aku suka, sangat suka.
"Biarkan aku menjadi Little Mermaid yang tinggal diam-diam di sisi mu, dan kemudian sampai waktu nya tiba aku akan menjadi buih dan menghilang dari sisi mu.. karena, aku hanya putri duyung yang tidak bisa bersama pangeran.." ahaha it seems so true for me. *ehem*

ya, kemarin malam sebelum tidur, saat kegalauanku mencapai puncaknya, dan melarikan diri ke McD mayjend tidak menyembuhkan apa apa, aku sadar, mungkin aku adalah orang yang paling menyedihkan, yang berusaha menghibur diri dengan merencanakan liburan yang menyenangkan, hal-hal yang membahagiakan buat aku, tanpa pernah berpikir mungkin aku menyakiti beberapa orang dengan halusinasi ku yang begitu berbahaya, so aku memutuskan buat mengakhiri semua khayalan ku, dan kembali ke kehidupan yang nyata dan apa adanya, yang penuh dengan hal-hal yang membuat aku migrain dan segalanya, namun juga selalu mengingatkan aku, bahwa aku begitu terberkati dengan semua hal ini..

ini semua seperti Alice in Wonderland Syndrome, dan pada akhirnya aku hanya akan menjadi Little Mermaid, tapi sebelum aku menjadi buih, aku akan mempersiapkan dan memberikan segala yang terbaik kepada pangeran yang selalu membuat ku tertawa tanpa harus berusaha keras..

loves, sanny.
The Little Mermaid.

definisi bahagia yang sesungguhnya.

Tolak ukur sebuah kata 'bahagia' buat setiap orang pasti beda-beda. ada mereka yang gampang bahagia, ada mereka yang susah sekali buat benar-benar merasa kalo mereka itu bahagia. sekarang, tergantung kita aja, mau masukin diri di kategori bahagia yang seperti apa? yang pasti, penting buat kita untuk merasa bahagia, dan kita semua berhak buat bahagiaaa, apapun alasannya, sayangg :)


buat aku, 
bahagia itu sama seperti aku duduk diam dan mengkhayal. membiarkan aku hidup di khayalan2 ku, aku bahagia. 
seperti hal nya, berbaring dan menatap awan lewat jendela kamar, awan yang pelan-pelan berarak teratur, aku bahagia.
menghirup aroma kopi, duduk bersama novel cinta dan alunan piano Yiruma, aku bahagia.
mengaduk adonan kue, menyiapkan panggangan, memanggang dan menghias, aku bahagia. 
merencanakan bait-bait kata-kata indah, aku bahagia.


se sederhana itu 'bahagia' buat aku. benar-benar sesederhana itu, dan aku menjadi jauh lebih bahagia lagi, dengan menambahkan orang-orang yang begitu berarti di hidup ku sebagai bagian dari rasa bahagia ku. 
dan aku memang kategori yang mudah sekali bahagia.

tidak perlu perjalanan ribuan mil dan melintasi benua untuk membuat aku bahagia, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk membuat aku bahagia, aku bahagia dengan cara yang simple dan karena hal-hal simple, semudah itu  bahagia buat aku. ya memang begitulah bahagia...

lalu, bagaimana dengan bahagia mu?
bagaimana standar mu untuk bilang kamu bahagia?
hey, bahagia adalah hal yang paling free di dunia ini kalo kamu mau tau, karena sebenarnya bukan hal besar yang menakjubkan yang membuat kita berdecak kagum lalu bahagia, namun cukup hal kecil yang begitu simple dan berkesan yang mampu membuat kita tersenyum dan merasa terkesan. se sederhana itu sebenarnya bahagia.

definisi bahagia, senantiasa tersenyum dan tertawa. mengenang saat-saat tertentu dan tertawa.
ini bahagia ku, bagaimana bahagia mu?

Saturday 1 October 2011

Vinza Cafe

"Mulai dari hari ini, ada baiknya, kita berhenti berhubungan, berhenti jadi sahabat, atau apapun itu.." 
Vincent menatap Elisa begitu sangsi dan hampir tidak percaya "Ada apa?" tanya nya sangsi
"Kita jangan jadi sahabat lagi, Vin.." ucap Elisa dan memalingkan wajah. 
"Kamu tau El, aku ngak suka kamu bicara dan ngak menatap ku, seperti aku ngak dihargai.."
"Kita bukan apa-apa, buat apa aku harus menatap mu?" ucap Elisa dingin. Elisa memang harus segera mengakhiri semua ini.
"Tatap aku, El.. Aku tahu kamu lagi bohong dan ini semua lelucon.."
Elisa mulai sebal menghadapi Vincent, Elisa ingin ini semua segera berakhir, supaya Elisa bisa melanjutkan hidupnya. "Vincent Sanjaya. Tolong, kali ini kamu benar-benar harus menolong ku, kita berhenti berteman, jangan kontak aku, aku hapus contact BBM mu, dan jangan pernah add aku lagi, kalo bertemu, anggap kita tidak pernah kenal.. Aku bosan harus selalu jadi baik di hadapanmu, mulai sekarang, kita akhiri segalanya.."
Vincent terperangah, namun tetap menatap mata Elisa, berusaha mencari kebenaran di kata-kata Elisa. 
"Mengertilah, Vin.. Kita punya dunia yang berbeda, dunia ku, adalah dunia yang kamu ngak akan pernah bisa mengerti, dan setiap saat aku harus terus berharap, dan berharap kamu akan singgah sekejap di dunia ku, namun sungguh, aku lelah. Kita berhenti di sini ya.." Elisa meletakkan selembar tisu yang sudah lecek di hadapan Vincent, dan berdiri meninggalkannya. 
Vincent masih begitu syok dan perlahan meraih tisu itu. Membuka lipatan nya yang mulai lecek, "I'll promise you, that One day, I will share everything to you, just wait to the right time.." Sejenak Vincent mengerutkan kening nya, pertanda bingung, namun detik selanjutnya, dia memukul kepalanya dengan kedua tangannya, akhirnya Vincent sadar, dirinya adalah satu-satunya orang bodoh yang tersisa di muka bumi ini, padahal selama ini, dia menganggap, Elisa yang terbodoh, dan bisa dibodohi. 
* * *
Seorang wanita berusia 22 tahun yang masih mempertahankan gaya remaja nya melangkah gontai memasuki sebuah cafe dan mulai mencari spot yang nyaman untuk dia dan Lucky, laptop kesayangannya. Setelah menemukan yang dia cari, wanita itu langsung menyalakan Lucky. Sembari menunggu laptop nya benar-benar siap, dia meng order secangkir kopi tubruk, kopi yang sangat disukai nya, yang sejujur nya menyimpan berjuta memori. Wanita itu menoleh ke arah Blackberry nya berada, dan mendapati bahwa wallpaper nya tidak pernah berganti sejak 1 tahun yang lalu. Seakan tidak pernah ingin melepaskan kenangan itu, wanita tadi mengangkat Blackberry nya, dan menatap wallpaper nya, sembari mengusap nya perlahan. 
"Saengil Chukahamnida, Vincent!"
dan Vincent tersenyum lebar. 
"One photoshoot? Give me your very very handsome faceee..."
Click! 
Wanita itu meletakkan kembali Blackberry nya dan menghalau pergi memori nya.
"Selamat pagi Ibu Elisa, ini kopi tubruk nya, Have a nice day, mamm.."
Elisa tersenyum kepada salah satu pegawai nya yang begitu ramah dan selalu menggoda nya setiap pagi. 
Iya, Vinza Cafe, adalah cafe milik Elisa Hamidja yang dirintisnya, dua bulan setelah wisuda kelulusan nya, dan sekarang, cafe ini menjadi satu dari sekian tempat tongkrongan yang recommended bagi para mahasiswa yang berkuliah di mantan universitas nya dulu. Cafe ini memang berdomisili tepat di depan universitas nya, karena memang seperti inilah mimpi nya dan ... Vincent dulu. 
Vincent Sanjaya. Mengingat nama itu membuat Elisa sedih. Bukan saja karena dia tidak memiliki satu pun foto wisuda bersama Vincent, tapi karena laki-laki itu sama sekali tidak melakukan apa pun untuk mempertahankan persahabatan mereka. Setiap saat Elisa menunggu Vincent meng add kembali contact BBM nya. Setiap saat Elisa menunggu Vincent akan menghampiri nya untuk mengakhiri perang dingin mereka, namun Elisa cukup berbesar hati, karena semua itu hanya mimpi, satu tahun terakhir di perkuliahannya dia tidak lagi mengenal Vincent, bahkan dia menutup mata, telinga dan mulut nya atas semua yang berkaitan dengan Vincent. 
Bagi Elisa, diri nya adalah satu dari sekian orang yang beruntung untuk bisa mengenal Vincent, Vincent yang populer dan yang dikagumi banyak orang, sedang Elisa, hanya si bodoh yang percaya pada hal-hal kecil, termasuk Vincent. Elisa jadi dirinya sendiri, bahkan jadi hal paling konyol dan bodoh sekali pun, tapi dia selalu bisa mendapatkan tawa Vincent, tidak hanya senyum, tapi juga tawa, oleh karena itu, meski harus selalu nampak bodoh dan lugu, Elisa mau, asal tetap bisa membuat Vincent bahagia. Persahabatan mereka tumbuh, mereka saling berbagi, meski Vincent tidak sepolos Elisa yang gampang menumpahkan uneg-unegnya, dan selalu ceria, namun Elisa maklum, dan berharap suatu saat, Vincent akan melakukan apa yang selama ini dia lakukan, berbagi dan menganggap Elisa sahabatnya.'
* * *
"Ini El.."
Jamaica menyodorkan sesuatu ke hadapan ku. 
Aku melirik nya sebagai sesuatu yang berbentuk persegi panjang, tipis, berwarna pink dengan pita silver. INVITATION. Aku mengambil nya, dan membuka pita tersebut. THE WEDDING, Vincent Sanjaya and Jennifer Albiela. Aku menutup nya kembali dan meletakkannya ke atas meja. 
"Vincent tau aku masih hidup?"
Jamaica tertawa. "Kamu memang bodoh, El.. Bagaimana mungkin Vincent mengira kamu sudah mati.. Ya jelaslah dia tahu kalo kamu masih hidup.."
"Dia sama sekali ngak pernah menghubungi aku.." ucap Elisa serius
Tawa Jamaica menghilang. "Apa kamu pernah mencoba menghubungi dia?"
Elisa menggeleng. "Tapi aku berusaha untuk cari tahu kalo Vincent masih hidup.."
"Dengan cara?"
Elisa menatap Jamaica. "Jam, aku datang ke kebaktian yang sama setiap minggu nya dengan kebaktian yang dihadiri Vincent dan Jen, tapi dia tidak pernah sadar aku di sana.."
"Dia tahu kamu di sana, El.. Dia menunggu kamu mengakhiri perang ini, dan sebentar lagi perang kalian akan berakhir.."
Tepat saat itu, lonceng penanda ada pengunjung masuk di cafe nya berdenting. Sosok jangkung dengan rambut berdiri nya berjalan perlahan menuju meja Elisa dan Jamaica. 
"Elisa Hamidja.."
Dan, tanpa menoleh pun, Elisa tahu siapa yang memanggil nya. 
"Aku harap, kalian akhiri perang dingin kalian sekarang.. Ini sudah setaun, dan ayo damai lah.. Aku tinggal, Vin, El.." dan Jamaica pun berlalu, digantikan Vincent yang duduk di hadapan Elisa sekarang.
"Aku berharap, kamu masih mau datang ke perkawinan aku, El.."
Elisa diam saja. 
"Aku butuh doa restu dari kamu, El.."
Elisa masih tetap diam. 
"Kalo kamu mengira aku melupakan mu, kamu salah, El.. Selama ini, tidak pernah sekali pun aku melupakan mu, nama mu masih selalu terselip di setiap doa pagi dan malam ku, El.. Bahkan, meski aku akan segera menikah dengan Jen, aku tidak pernah mengganti wallpaper Blackberry ku dengan foto lain.. Ini masih foto mu.." Vincent menyodorkan Blackberry nya ke hadapan Elisa yang menunduk menatap meja. 
Elisa mengedip tak percaya dan mengangkat kepala nya. 
"Kamu pasti ingin bertanya kenapa? Itu semua karena kamu adalah bagian berharga dari hidup ku, yang tidak bisa digantikan oleh orang lain, El. Sekalipun itu Jennifer.."
"Happy Wedding, Vin.. Kamu akan liat aku di pemberkatan mu.." ucap Elisa, tawar. Dia sama sekali tidak bisa menganalisa apa yang sedang terjadi pada hati nya, pasca penuturan mengejutkan dari Vincent. 
"Hari terakhir contact BBM mu masih ada di tempat ku, kamu menulis status  Promises that never be fulfilled.. Aku memang berjanji untuk menceritakan segalanya pada mu, dan aku memang selalu menunggu waktu yang tepat, saat itu, aku cuma mau bilang, aku mencintaimu, El.. Tapi aku lengah, dan Jennifer terlanjur datang dan mengacaukan segalanya.. Dia menghasut kita, dan kamu begitu mempercayai nya, dan mempertaruhkan, tidak hanya persahabatan kita, tapi juga perasaan kita, El.. Aku tidak pernah menyalahkan mu, aku hanya merasa bodoh, karena tidak pernah berusaha memperbaiki nya.. Maafkan aku, El.."
Elisa menyentuh tangan Vincent dan tersenyum. "Aku pergi saat itu, karena aku sadar bahwa aku tidak mungkin bersama mu, Vin.. Terlalu banyak perbedaan di antara kita.. dan aku sadar, bahwa Jen adalah satu-satu nya yang cocok untuk mu, dan aku, selama nya bahagia menjadi saudara mu.. Hari ini pun, aku masih mencintai mu.." Elisa menunjukkan Blackberry nya. "Nama mu juga terucap di doa ku, namun aku sadar bahwa kita tidak ditakdirkan untuk bersama.. Bahkan Tuhan sendiri membisikkan nya pada ku.."
Vincent senang melihat senyum Elisa. 
"Apakah perang kita berakhir?"
"Aku akan datang ke pernikahan mu, Vin.."
* * *
"Vincent merasa, begitu mudahnya membodohi mu, El.. Karena kamu lugu dan mudah diperdaya.. Vincent hanya menggunakan mu sebagai obat penawar kepahitan hidup nya.. Lewat tingkah-tingkah bodoh mu, Vincent tertawa, namun coba kau pikir sendiri.. Apakah semua tawa nya itu tulus? Vincent ndak mungkin bersama mu, El.. Pahamilah.. Tinggalkan Vincent, biarkan dia bahagia bersama ku, aku tahu, kamu hanya ingin Vincent bahagia bukan?"

dreams

Manusia punya banyak mimpi, benar? benar sekali. tidak ada yang boleh menyangkal bahwa dirinya tidak bermimpi, jika pada malam sebelum pergi tidur, mereka berharap agar besok semuanya berjalan baik-baik saja, dan itu berarti kalian telah memimpikan satu hari yang baik. everyone has their own dreams. stuju? SETUJU. 

begitu juga saya. suddenly, tanpa latar belakang yang jelas, punya sebuah mimpi yang besar, tapi setelah 2 jam terlena dengan angan-angan kalo mimpi itu akhirnya jadi kenyataan harus rela terhempas kembali ke bumi, karena ada oknum-oknum tak bertanggung jawab yang menghancurkan mimpi indah itu. oke. tapi, setelah 15 menit mimpi itu tak bernyawa, miracle happens. dan hingga kini, saya sedang merangkak perlahan untuk mewujudkan mimpi itu, sebuah mimpi yang begitu sederhana, hanya ingin kamu merasa berarti dan berharga :)

yang aku mau bilang buat minggu ini, Tuhan begitu luar biasa. begitu banyak pertolongan yang aku dapat sepanjang minggu ini. Mulai dari hal yang sangat kecil, bangun pagi tepat waktu tanpa weker, memberikan seorang malaikat luar biasa yang khusus Tuhan kasih  buat aku untuk meneguhkan bahwa mimpi ku akan tetap menjadi nyata, how big Your love, God, dan yang terpenting... memampukan aku untuk memaafkan. 

mama selalu bilang, bahwa aku adalah satu dari sekian banyak manusia yang tidak bisa begitu mudahnya memaafkan orang yang telah menyakiti hati ku, dan bahkan menyalahkan aku atas sesuatu yang bukan salah ku, so, mama bilang aku pendendam. 
Tapi, satu dari sekian malam yang ada, adalah malam yang begitu buruk, aku kembali ke kamar dalam keadaan hancur, hati ku sakit, dan bahkan memikirkan nya saja membuat air mata meleleh tanpa terkendali, semua terasa begitu nyata, begitu menyakitkan, bahkan kata-kata yang menghujam juga terus terngiang-ngiang. Aku ingin berteriak, untuk mengeluarkan semua ketidak terimaan ku. Aku ingin berlari, agar aku lelah, dan aku lupa. Aku ingin bersembunyi di sebuah tempat, dimana mereka semua tidak akan menemukan aku lagi. Aku benci situasi dimana aku hanya bisa menangis dan diam menerima, tanpa pembelaan. 
Aku teringat seorang yang begitu bijak, yang selalu mendengarkan aku dan akan memberikan masukan yang selalu bisa aku terima, tapi sekali lagi aku tersadar, bahwa dia juga salah satu dari hal yang membuatku bahkan memejamkan mata dan melupakan saja tidak mampu.. sakit. aku bisa merasakan betapa emosi ku ingin menghambur tak terkendali, dan kemudian, ketika aku sudah tidak tahu harus berbuat apa, selain terduduk dan menangis, aku melihat buku itu, Alkitab.

ya, aku memaafkan. 
memaafkan dengan setulus hati, karena memang inilah pelayanan dan melayani. tidak ada jalan yang lurus dan mulus dalam melayani, kita harus siap berkorban dan siap di sakiti, siap untuk dicobai, karena memang kebenaran tidak murah dan mudah. 
sekalipun, apapun, segala apapun yang telah ku lakukan selama ini adalah salah, terlihat salah, namun aku bersyukur, aku telah melakukan nya, aku telah melakukan bagian ku dengan baik, dan sisa nya Tuhan yang akan lakukan. 
bersyukur sekali, saat saat aku merasa sendiri, selalu ada yang menggenggam tangan ku, selalu ada yang menepuk pundak ku, dan aku tahu, tidak, aku tidak berjalan seorang diri. dan aku percaya bahwa Dia juga tidak membiarkan kalian berjalan seorang diri.