songs : Satu Jam Saja by Lala Karmela.
place : T5 UK Petra
time : 10 a.m
Sisi baru saja menilik BB nya, SMS nya ke Vanno terkirim, Sisi hanya mengingatkan waktu janjian mereka. semalam, Sisi memang sudah mengingatkan Vanno untuk menemuinya pukul 10 di T5. Sisi mempererat pegangannya terhadap tas berwarna biru itu, berjuta perasaan berkecamuk dalam dada nya, akhirnya, hari ini datang juga, hari yang terus dihitung nya selama 65 hari ini. Hari penentuan kelanjutan perasaannya. Kurang 5 menit pukul 10 tepat. Sisi memindahkan tas biru itu ke dalam pelukannya. Dia ingat semua perjuangannya yang ada dalam tas biru itu. sulamannya, sesuatu yang selalu di perjuangkannya selama ini, di sela semua kesibukannya, kepadatan aktivitasnya, Sisi selalu menyediakan waktu di malam minggu nya untuk menyulam, mempersembahkan sesuatu untuk Vanno. Boneka BadTz Maru itu. boneka yang disukainya, mulai saat ini sampai selamanya, setiap BadTz Maru akan mengingatkan Sisi pada sosok Vanno. itu pasti. Belum apa-apa, Sisi sudah ingin menangis. dia tidak ingin berpisah, tidak ingin mengakhiri perasaan ini. Sisi sayang, sayangg sekali sama Vanno.
10.05. Batang hidung Vanno masih belum muncul, Sisi mengeluarkan Headset nya dan memutar lagu Satu Jam Saja, permintaan terakhirnya untuk Vanno.
jangan berakhir. aku tak ingin berakhir. satu jam saja. ku ingin diam berdua. mengenang yang pernah ada.
Sisi ingat saat pertama kali dia bertemu Vanno. Masa-masa bersama milik mereka. janji-janji mereka, hal-hal manis yang belum sempat mereka realisasikan.
jangan berakhir. karna esok takkan lagi. satu jam saja. hingga ku rasa bahagia. mengakhiri segalanya.
Sisi mengenang semua yang pernah dia lewati bersama Vanno. Masa sulit, masa bahagia. Sisi mengenang semua nya, memejamkan matanya, dan semua seperti mimpi. Datang dan pergi dalam pikirannya. Sejenak. Sisi menghirup aromatheraphy favorit nya, Sisi membuka matanya dan menemukan sosok Vanno tegak di hadapannya.
"Ada apa, Si?"
Sisi tersenyum dan berdiri. "Ayo ikut bentar.." Sisi memimpin jalan menuju sebuah tempat yang disukainya, teras T5 yang terhubung dengan tangga emergency.
"Mau ngapain?"
"Ngomong sesuatu.. Boleh?"
Vanno tertawa. "Ya boleh lah.. Kenapa ndak boleh?"
Sisi tersenyum, hatinya sakit, dia pasti akan merindukan saat-saat ini. pasti.
tapi kini tak mungkin lagi, katamu semua sudah tak berarti. satu jam saja. itu pun tak mungkin, tak mungkin lagi.
Mereka sampai di teras T5. Sisi dan Vanno berdiri berhadapan. Sisi menyodorkan tas biru itu. "Besok kamu ultah, Van?"
Vanno tersenyum manis, dengan mata sipit nya yang hilang. "Iya, kok tau?"
Sisi ganti tersenyum. "Apa sih yang aku ndak tau? Ini birthday gift buat kamu.."
Vanno menatap tanpa suara.
"Ndang diterima poo, Van.." seru Sisi, tangannya bergetar.
"Ndak usah repot-repot.." Vanno masih belum menerimanya.
"Terima aja Vann.. Kenang-kenangan dari aku.. Gpp kok. Ngak repot van."
Vanno menerima dan tersenyum.
"Aturan mainnya, dibuka setelah tepat pukul 12, atau pas kamu sudah resmi ulang tahun. hari ini masih belum boleh ya toh.."
Vanno tersenyum lagi. "Wes kadung penasaran si.."
"Ditahan donk.."
Vanno tertawa.
jangan berakhir. ku ingin sebentar lagi. satu jam saja. ijin aku merasa, rasa itu pernah ada.
"Mau dengar?" tanya Sisi sambil menyodorkan headset nya.
Vanno tersenyum.
Mereka duduk bersandar tembok, dan memandang awan sambil berbagi headset. Perlahan, suara lembut Lala Karmela terdengar. mengalun, memenuhi pikiran Sisi dan Vanno.
Rasanya Sisi benar-benar ingin menangis, airmatanya benar-benar ingin tumpah ruah, kenapa mereka baru bisa akur, bisa bersama justru di saat mereka akan berpisah? kenapa tidak dari dulu, saat Sisi masih kuat dan tidak ingin melepaskan Vanno. Duduk berdampingan dalam jarak sedekat ini, membuat Sisi bisa menghirup aroma Vanno sesukanya. sepuasnya. Sisi akan mengingat baik-baik semua yang terjadi hari ini.
"Kamu sedih?" tanya Vanno.
Sisi mengusap matanya dan menoleh kecil. "Sedikit.."
"Kenapa?"
Sisi berusaha tersenyum. "Aku bangga sama kamu.. Bangga liat kamu yang sekarang.. Kamu berhasil tahu ngak.."
"Berhasil apa e?"
"Berhasil berubah jadi lebih baik.. aku terharu banget sama kamu, Van.."
jangan berakhir. karna esok takkan lagi. satu jam saja. hingga ku rasa bahagia. mengakhiri segalanya.
tapi kini tak mungkin lagi, katamu semua sudah tak berarti. satu jam saja. itu pun tak mungkin, tak mungkin lagi. jangan berakhir. ku ingin sebentar lagi. satu jam saja. ijin aku merasa, rasa itu pernah ada.
"Oh ya? Makasi ya Si.."
"Sama-sama kok Van.."
Mereka kembali hening dalam lagu. entah apa yang dipikirkan Vanno. Sisi benar-benar bersyukur untuk hari ini. meski dia semakin tidak rela, tapi dai tau kalo Vanno kuat, dan Vanno pasti bisa bertahan sampai akhir.
"Tetep berusaha ya Van.."
Vanno mengacungkan jempolnya dan tertawa. tawa yang selalu Sisi sukai. yang akan Sisi ingat selamanya.
jangan berakhir. karna esok takkan lagi. satu jam saja. hingga ku rasa bahagia. mengakhiri segalanya.
tapi kini tak mungkin lagi, katamu semua sudah tak berarti. satu jam saja. itu pun tak mungkin, tak mungkin lagi. jangan berakhir. ku ingin sebentar lagi. satu jam saja. ijin aku merasa, rasa itu pernah ada.
"Eh si.. Duluan ya.. Udah ditunggu Tama.."
Sisi tersadar dan tersenyum. "Oke Vann.. Hati-hati di jalan.."
"Iya, thank's ya Si.." ucap Vanno sambil mengacungkan tas biru itu.
"Sama-sama, Van.." dan Sisi tersenyum.
Vanno terdiam sejenak, menatap Sisi dan mengayunkan tangannya ke kepala Sisi. Mengelusnya pelan. "Makasih banyak buat semuanya.."
Sisi tersentak dan hanya mampu mengangguk.
Vanno menghilang, meninggalkan Sisi yang terduduk lemas. Hujan gerimis turun, dan air mata Sisi meleleh. Airmata yang ditahannya sejak tadi. air mata kesedihan, kekecewaan sekaligus puji syukur.
"Aku bahagia pernah memiliki mu sebagi bagian terindah dalam hidupku.. Aku tidak akan melupakanmu secepat ini, aku janji Van.." Sisi memeluk dadanya yang sesak dan sakit.
jangan berakhir.
ku ingin sebentar lagi.
satu jam saja.
ijin aku merasa, rasa itu pernah ada.
0 Comments:
Post a Comment